Senin, 04 Juni 2012

epatitis B – Penularan Dan Pengobatannya


Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Pengobatan hepatitis B semakin lama semakin dikembangkan oleh berbagai Negara dan menjadi salah satu perhatian badan kesehatan dunia WHO.
Penyebab Hepatitis ternyata bukan hanya semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
Virus Hepatitis B mengganggu fungsi hati dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, yang menghasilkan reaksi spesifik untuk memerangi virus. Sebagai konsekuensi dari kerusakan patologis, hati menjadi meradang. Sebagian kecil orang yang terinfeksi tidak dapat menyingkirkan virus dan menjadi infeksi kronis. Jika ada orang yang sedang menjalani pengobatan hepatitis B dalam keadaan seperti ini, patut diwaspadai karena orang-orang ini berisiko tinggi kematian akibat sirosis hati dan kanker hati.

Mencegah penularan virus hepatitis B

Virus hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi – dengan cara yang sama seperti human immunodeficiency virus (HIV). Namun, virus HBV ini 50 sampai 100 kali lebih menular dibandingkan HIV.
Cara utama penularan infeksi dengan HBV adalah:
  • Perinatal (dari ibu ke bayi pada saat kelahiran)
  • Transmisi virus
  • Suntikan dan transfusi
  • Kontak seksual.
Di seluruh dunia, sebagian besar infeksi terjadi dari ibu ke bayi, dan dari penggunaan kembali jarum suntik yang tidak steril dan. Cara melindungi diiri diri terhadap hepatitis B dengan vaksinasi. Vaksin hepatitis B memiliki catatan keamanan dan efektivitas, dan sejak 1982, lebih dari satu milyar dosis telah digunakan di seluruh dunia. Vaksin ini 95% efektif dalam mencegah infeksi kronis dari berkembang. Perlindungan berlangsung selama 20 tahun setidaknya, booster tidak direkomendasikan oleh WHO. Hal ini direkomendasikan sebagai pencegahan bagi mereka yang beresiko maupun pengobatan hepatitis B bagi mereka yang telah terinfeksi.

Minggu, 03 Juni 2012

Penyakit Herpes


Apa itu penyakit herpes ?

Penyakit Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok. Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar peradangan. Professor George Kinghorn, Genitourinary Medicine Consultant di Royal Hallamshire Hospital Sheffield mengatakan bahwa semua orang dewasa berpotensi untuk terinfeksi virus herpes, ada yang disertai dangan beberapa gejala dan dan ada juga tanpa menunjukkan gejala.
Berbicara tentang penyakit herpes tak terlepas dari virus yang merupakan mahluk setengah hidup dan berkembang biak dari bahan-bahan sel mahluk hidup lainnya. Untuk menghindari serbuan dari sistem kekebalan tubuh, dia akan masuk ke serabut syaraf dan membuat dirinya dalam keadaan tidak aktif. akibatnya sistem kekebalan tubuh akan sulit untuk mendeteksinya. Meski ada obatnya akan tetapi akan sulit untuk menyembuhkannya karena herpes berpotensi mengalami reaktivasi (kembali membelah)
Terdapat beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya reaktivasi herpes diantaranya adalah : stress, kelelahan yang berlebihan dan menstruasi. Penyakit Herpes pun sangat bervariasi. Bila dalam keadaan akut bisa menyebabkan perasaan kulit sangat nyeri dan terbakar atau sebaliknya pasien tidak tahu sama sekali bila dirinya telah terjangkit virus herpes karena dalam beberap kondisi bersifat silent
Penyakit Herpes simpleks dapat muncul dalam berbagai cara sehingga cara terbaik untuk memastikan jika sesorang menderita penyakit herpes maka dapat melakukan sebuah test yang disebut test TORCH (Toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan Herpes Simpleks Virus Tipe II)  atau dengan mendatangi klinik untuk kesehatan sexual dengan melakukan tes laboratorium dari sampel darah karena jika seseorang telah terinfeksi dengan mikroorganisme tertentu maka didalam darah akan terdapat antibodi dimana memiliki kemampuan untuk mendeteksi antigen asing yang berasal dari mikroorganisme sehingga denga menjalani tes lab tersebut  seseorang dapat mengetahui jenis herpes apa yg dialami.

Gejala Penyakit Herpes

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa gejala herpes terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali namun perlu dipahami bahwa jika seseorang terinfeksi herpes virus memang kadang bersifat silent (tidak terasa) namun dalam melakukan interpretasi hasil laboratorium juga perlu diwaspadai karena yang diukur adalah bukan kadar virusnya secara secara langsung akan tetapi kadar antibodinya.
Meskipun demikian kita dapat mengenali gejala penyakit herpes sesaat setelah terinfeksi HSV, biasanya gejala awal ditandai dengan suhu badan yang meningkat (demam) , kerongkongan kering dan terasa sakit, pening, kelelahan dan sebagainya seperti yang terjadi pada orang demam dan flu. Hal itu terjadi karena sistim imun pada yang orang terinfeksi HSV tidak siap untuk memerangi infeksi yang timbul.
Setelah itu akan masuk ke tahap selanjutnya dengan timbulnya rasa gatal yang panas disertai lepuhan-lepuhan kecil yang berderet-deret pada permukaan kulit. Penyebaran herpes akan semakin cepat terutama jika sering digaruk dan menimbulkan iritasi pada kulit atau menimbulkan luka.

Apa saja Jenis Virus Penyebab Penyakit Herpes ?

Sebagian besar orang yang terkena penyakit herpes terlambat mengetahui jika dirinya terinfeksi bahkan tidak sadar dapat menyebarkannya. Penularan penyakit  herpes melalui Infeksi herpes simpleks ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan langsung dengan daerah tubuh yang terinfeksi. Proses penularan bisa saja  terjadi meski tak ada luka pada penderita penyakit herpes yang terbuka.
Penggolongan penyakit herpes didasarkan atas jenis virus yang menginfeksi yaitu herpes simpleks dan herpes zoster.
  • Herpes simpleks terbagi 2 , yaitu virus herpes simpleks tipe I (HSV-I) dan herpes simpleks virus tipe II (HSV-II). Herpes yang mengenai daerah mulut dan sekitarnya adalah HSV-I (Herpes Labialis) sedangkan Herpes yang menginfeksi kulit didaerah vagina merupakan HSV-II (Herpes Genitalis) yang penularannya melalui hubungan seksual yang menimbulkan , gatal-gatal dan nyeri di daerah genital, dengan kulit dan selaput lendir yang menjadi merah.
  • Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air. Gejalanya khas, yaitu timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya pada satu sisi, dan meliputi daerah persyarafan tertentu. Gelembung – gelembung ini terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri. Penyakit ini bukan penyakit kelamin, dan dapat sembuh sempurna
Penyakit Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. Herpes simpleks-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui lagi, bahwa virus tipe 1 juga dapat menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus tipe 2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
Penyakit Herpes genitalis berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif disaat melahirkan maka dianjurkan melahirkan dengan bedah caesar. Orang dengan herpes simpleks aktif sebaiknya sangat hati-hati waktu berhubungan seks agar menghindari infeksi HIV. Orang dengan HIV dan herpes simpleks bersama juga sebaiknya sangat hati-hati waktu terjangkit herpes aktif. Pada waktu itu, viral load HIV-nya biasanya lebih tinggi, dan hal ini dapat meningkatkan kemungkinan HIV ditularkan pada orang lain.

Proses Penularan Herpes

Penyebaran penyakit herpes sulit dicegah. Hal ini sebagian karena sebenarnya banyak penderita penyakit herpes yang tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi-pun mungkin tidak mengetahui mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka.
Angka penularan dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi dapat menulari dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas — lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam—dan juga di daerah mulut.
Untuk mengurangi risiko penularan virus penyakit herpes pada  pada orang lain maka dapat diminimalisir dengan mengkonsumsi valasiklovir setiap hari . Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus. EPILOG / GARIS BESAR Herpes simpleks adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan penyakit herpes kelamin atau “luka demam” di sekitar mulut.
Herpes sangat mudah menular dari orang ke orang saat melakukan  hubungan seks atau hubungan langsung yang lainnya pada daerah terinfeksi herpes. Penularan Herpes sangant memungkinkan meski pada luka terbuka yang tidak terlihat.  Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas pada penderita penyakit herpes. Jika seseorang terinfeksi maka pengidap herpes akan tetap terinfeksi secara terus-menerus. Orang dengan herpes dapat sekali-kali mengalami jangkitan kulit melepuh yang sakit. Setelah setiap jangkitan selesai, infeksi sementara menjadi laten atau tidak aktif.
Bagaimana mengobati penyakit herpes
Masalah pengobatan penyakit herpes, kita harus melihat   tujuannya, apakah untuk mengatasi infeksi akut atau ketika terjadi reaktifitasi saja. Bila ada gelembung pada daerah genital, termasuk yang akut dan membutuhkan pengobatan segera. Pasien bisa diberikan Acyclovir selama 7-10 hari dengan dosis 2X1000 mg atau 5X200 mg. Sedangkan kasus herpes reaktivitasi bisa diberikan dengan dosis yang sama selama 5 hari.
Sementara untuk valasiklovir dapat diberikan 2X1000 mg pada fase akut atau 2X500 mg pada fase reaktivasi. Selain itu penggunaan obat-obatan imunomodulator seperti IM-BOOST umumnya ditujukan untuk memodulasi system imun untuk membantu percepatan penyembuhan inveksi virus. (dr. Kanadi Sumapraja, SpOG,M.Sc) dan untuk perawatan hindari menggaruk pada daerah yang terinfeksi dan membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering.
Berbagai Macam Gambar Penyakit Herpes
penyakit herpes
Macam-macam penyakit herpes